Monday, August 30, 2010

After Life

Pemain: Liam Neeson, Christina Ricci, Justin Long

Film After.Life berbeda dengan genre horor yang biasa Anda lihat. Sajian horor di sini masuk ke ranah misteri pembunuhan sekaligus kategori slasher yang penuh adegan berdarah. Jadi, rekomendasi kami, jangan ajak si kecil ikut menyaksikan film ini.

Anna Taylor (Christina Ricci) berhubungan dengan Paul (Justin Long), seorang pengacara. Beberapa hari setelah dilamar Paul, Anna mengalami kecelakaan. Begitu terbangun dari koma, ia mendapati seorang pria setengah baya ada di samping ranjang. “Engkau berada di kamar mayat karena dirimu telah meninggal.

Kau telah meninggal delapan jam. Ini surat hasil visum kematianmu.” Pria itu ternyata Elliot Deacon (Liam Neeson), perias jenazah sekaligus pengatur upacara pemakaman. “Tapi aku belum mati, aku masih bisa bernapas.” Anna menyangkal bahwa dirinya meninggal.

Dari percakapan itu, diketahui bahwa Elliot memiliki kemampuan “lebih” dapat melihat arwah orang yang meninggal.

Meski ini adalah debut film panjangnya, sutradara sekaligus penulis naskah, Agnieszka Wojtowicz-Vosloo, cukup berhasil menciptakan film yang berani dan “tidak bermain aman” seperti kebanyakan fi lm Hollywood yang menganut formula standar.

Kelebihan Vosloo dalam menggarap film yang termasuk indie ini adalah ia sukses menjalin beberapa genre menjadi satu kisah, yang penuh kejutan dan puntiran. Setiap elemen disajikan dalam porsi sesuai.

Sisi psikologis dan filosofis yang mempertanyakan arti hidup dan kematian seimbang dengan nuansa thriller. Perspektif Tokoh Lewat sudut pandang sang antagonis, Elliot, penonton pasti beranggapan bahwa ini memang kisah hantu.

Namun lewat pandangan Anna atau Paul, ini adalah kisah penculikan dan pembunuhan. Tanpa membedakan batasan di antara perspektif itu semakin menambah ketegangan dan kejutan.

Benarkah Anna telah tewas dan penonton menyaksikan Elliot yang berbincangbincang dengan arwah? Atau Elliot memang psikopat yang berhalusinasi? Bagaimana dengan si bocah Jack? Apakah ia juga memiliki kemampuan sama dengan Elliot atau memang pikirannya dipengaruhi? Pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibiarkan mengambang oleh Vosloo agar penonton sendiri yang memutuskan.

Sinematografi menjadi andalan tambahan dalam film ini. Gambar-gambar khas horor klasik ditampilkan dalam film ini, seperti hujan dan petir, adegan menggali pemakaman di tengah sinar bulan purnama, atau pelayat yang berubah menyeramkan.

Khas horor gore dan slasher, seperti adegan bedah mayat, membuat film ini seakan-akan tak cukup dikategorikan dalam satu genre saja. Namun, film ini harus berterima kasih kepada aktoraktornya yang meski bukan permainan terbaik sekelas mereka, masih menunjukkan kualitas.

Liam Neeson yang karakternya mirip Robin Williams dalam One Hour Photo serta Justin Long mengingatkan karakternya dalam Drag Me to Hell namun menunjukkan kemajuan akting yang pesat.

Tak lupa Christina Ricci yang menjelma menjadi aktris dewasa dengan akting cukup baik, terlepas dari penampilan kontroversialnya yang tampil tanpa sehelai pun benang menempel, yang membuat film ini di-rating R (Restricted/17 tahun ke atas) oleh Asosiasi Perfi lman Amerika.



1 * 2 * 3

No comments:

Post a Comment