|
---|
Tuesday, May 17, 2011
Seks Setiap Hari Bagus tidak sih?
Meskipun banyak pria berpikir bahwa berbubungan seks setiap hari, atau dua kali sehari, adalah hal yang paling hebat di dunia, namun bukan tidak mungkin hal tersebut bakal berbalik menjadi sebuah konsekuensi yang bisa memadamkan hasrat. Suatu saat anda akan melalui sebuah periode dimana seks bukan lagi sebuah hal yang menarik. Mungkinkah hal itu terjadi?
Memang tak semua pria mengalami hal tersebut. Saat kita tak merasakan seks selama bertahun-tahun dan tiba-tiba kita mencicipi nikmatnya seks setiap hari. Namun pada kebanyakan orang yang telah berpasangan, kadang kelebihan seks bisa mengurangi gairah kehidupan cinta pasangan. Mengapa? coba kita amati.
Quality Vs Quantity
Yakinkah diri untuk melakukan hubungan seks yang benar-benar luar biasa. Hindari melakukan seks kilat, melakukan seks dengan melibatkan seluruh anggota badan dan jiwa akan terasa lebih menyenangkan dan terpuaskan, bahkan anda akan semakin menyayangi pasangan anda. Anda tak akan mendapatkan semua hal itu dengan seks kilat.
Berhubungan seks dua sampai tiga kali setiap harinya tak bisa dibandingkan dengan berhubungan seks dua atau tiga kali dalam seminggu namun dengan waktu 45 menit setiap berhubungan dengan atau tanpa foreplay. Mayoritas wanita lebih menyukai hubungan yang berkualitas daripada kuantitas hubungan seks setiap minggunya. Tak ada salahnya mencoba mengutamakan kualitas karena anda tak ingin melakukan seks lebih karena ejakulasi saja bukan?
No More Chase
Jika seks adalah rutinitas anda setiap hari, bisa dipastikan jika fisik anda mungkin lebih loyo bahkan mungkin hanya sedikit sekali keuntungan yang anda raih, secara fisik dan psikis.
Namun jika sampai saat ini anda masih sering melakukan seks, yakinkan jika anda dan pasangan sama-sama menikmatnya, dan bukan hanya karena rasa kebutuhan menyenangkan pasangan, jadikan seks sebuah keinginan murni anda dan pasangan. Banyak pasangan yang terikat dengan seks, mengaku kering setiap selesai berhubungan, dan tak memberikan sesuatu yang baru, bahkan beberapa pasangan mulai tak menyukai pasangan mereka.
Jika anda jarang berkencan namun lebih sering bersenggama dengan pasangan selama beberapa hari bahkan berbulan-bulan, selalu ada kesempatan yang terlintas di benak anda jika seks adalah sesuatu yang sudah menjadi sebuah kebiasaan atau rutinitas anda. Tak ada yang salah dengan hal itu, tapi jangan menipu diri anda bahwa anda menjalin hubungan yang harmonis hanya dengan seks saja.
How much is too much?
Tak ada aturan yang mengatur seberapa sering dan berapa lama anda dan pasangan berhubungan seks, selama anda berdua saling menikmati akan membuat hubungan anda semakin bahagia dan hidup, bukan hanya sekedar berhubungan seks.
Jika anda berdua benar-benar inlove dan bercinta setiap hari adalah hal yang menyenangkan. Selama seks tak digunakan sebagai penyokong dari sesuatu yang lain, bisa dipastikan semua akan berjalan baik. Selain sentuhan sesksual cobalah membangun kenangan manis bersama pasangan.
Diminishing Demand
Garis dasarnya: Terlalu banyak seks akan berpengaruh pada kurangnya gairah dan kenikmatan seks yang anda raih dan mungkin bakal menjadi sebuah stigma yang berbalik pada anda.
Jika hal ini masih berlangsung selama periode tertentu dalam hidup anda, bukan tak mungkin akan tumbuh menjadi sebuah perlawanan dalam berhubungan seks, pada sebiuah waktu dimana anda mulai jengah dan tak menyukai semuanya. Tahapan ini ini biasa disebut “diminishing demand” (pengurangan permintaan).
Meskipun pada kenyataannya kondisi ini sering terjadi pada wanita daripada pria, karena pria memiliki tingkat testosterone yang selalu mendorongnya untuk selalu berhubungan seks.
Tidak ada salahnya lebih mementingkan kualitas bercinta daripada kuantitas yang terasa hambar, cobalah mulai memperlakukan pasangan lebih istimewa dalam bercinta daripada hanya melakukan gaya bercinta kilat dan langsung yang tak akan memberikan hasil yang memuaskan bagi anda dan pasangan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment