Wednesday, May 11, 2011

Solo Batik Carnival (SBC) 2010




Solo Batik Carnival (SBC) ini merupakan yang ketiga kali diadakan. Dengan mengambil tema ”Sekar Jagat”, yang merupakan nama motif batik klasik khas Solo, SBC berusaha menampilkan kekayaan flora dan fauna Nusantara yang menjadi ciri khas batik sekar jagat.

Belasan perancang busana memamerkan karya yang diperagakan oleh para model pada 22-24 Juni lalu. Ada beragam rancangan yang dipertunjukkan dalam Solo Batik Fashion itu. Yang pasti, ada satu hal yang ingin ditekankan: menghapus citra batik sebagai pakaian formal dan hanya pantas untuk orang tua.
Perancang Djongko Rahardjo, misalnya. Ia menampilkan busana batik dengan tema “From The Beginning”. Dia menggunakan corak batik berwarna biru, putih, dan soga, yang merupakan warna-warna batik masa lampau. Djongko adalah salah satu desainer yang merancang gaun untuk Dayana Mendoza, Miss Universe 2008, ketika berkunjung ke Prambanan.

Tidak mudah mewujudkan konsep From The Beginning ini. Djongko harus serius memburu batik dengan warna klasik itu. Pemburuan itu berujung pada sebuah gerai batik di Yogyakarta. “Itu pun hanya dapat beberapa potong,” kata Djongko.

Perancang Joko Budi SSP bahkan terpaksa memesan batik khusus untuk karyanya yang bertema “The Legend of Rama-Shinta”. Melalui karya itu, Joko ingin menggabungkan corak batik tradisional dengan corak kontemporer. Keseluruhannya menggunakan batik tulis halus dengan bahan dasar sutra.
Ira memilih batik tradisional dengan bahan sutra. “Kami ingin memperlihatkan bahwa corak tradisional, seperti parang, mampu tampil cantik,” ujar Ira.

Masalah corak tidak menjadi persoalan dalam karyanya. Ira yakin sentuhan desainer busana mampu menciptakan rancangan cantik dengan corak apa pun.
Semarak SBC tidak hanya harus dipertahankan, tapi juga harus dilaksanakan dengan lebih baik. Jangan sampai kreasi yang sudah susah payah dibuat malah tak bisa dinikmati karena penonton telanjur berbaur dengan peserta karnaval.

No comments:

Post a Comment